Lokasi memang tidak sulit untuk ditemukan, hanya saja sedikit tersembunyi. Guna menemukan Beji Telebusan ini tidak perlu tantangan, begitu juga jalannya tidak begitu sulit. Lokasinya ada di Banjar Kukuh Kelod, Desa Kukuh, Kerambitan, Tabanan. Kalau ingin menemukan telebusan ini diharapkan bertanya saja kepada krama sekitarnya. Tapi lebih jelasnya, jalan menuju lokasi ada patokan, yaitu jalan menuju SMAN Krambitan ke arah selatan. Dari arah timur lihat saja papan SMA Krambitan.
Setelah beberapa meter, kurang lebih 400 meter, akan ditemukan papan nama Asram Cri Widya Kahuripan ke timur. Jalan ini adalah gang yang lebih leluasa bisa dikendarai sepeda motor. Jaraknya dari jalan utama jurusan Denpasar Gilimanuk, tepatnya di pertigaan Desa Samsam, belok kiri, kurang lebih 5 km raknya. itulah sedikit gambaran guna menemukan lokasi tersebut. Di
Sekarang marilah diuraikan keunikan Beji Telebusan yang sangat diyakini mempunyai nuansa misteri. Diceritakan dari seorang warga yang kebetulan menyelenggarakan upacara besar di keluarga. Warga tersebut rumahnya dekat dengan lokasi telebusan. Dia cerita, lokasi di bawah memberikan berbagai manfaat bagi manusia yang memerlukan pertolongan”.
Bahkan lokasi itu dikatakan tidak boleh diperlakukan sembarangan. Menurut warga yang enggan disebutkan namanya, setiap warga di sini (khususnya), tidak lengkap bahkan tidak berani kalau tidak ngaturang upakara di palinggih tersebut. Memang benar di lokasi tersebut ada dua palinggih. Yang satu disengker dengan tembok, sementara satu lagi ada di luar tembok.
Di palinggih itu ditemukan upakara sebagai pertanda sering terjadi komunikasi antara pemohon dengan Ida Bhatara.
Menurut Ida Pandita Mpu Dukuh Jaya Prateka, membenarkan adanya misteri beji telebusan tersebut. “Cening apang uning kemanten, kalau ada warga yang menyelenggarakan upacara, sama sekali warga tidak berani tanpa menghaturkan upakara di tempat itu. Upakara di tempat itu menjadi suatu keharusan, kalau orang itu karyanya mau sukses atau tanpa gangguan,” ungkap Pandita dengan serius. Perlakuan ini bukan main-main, begitulah secara terus menerus, tidak ada orang yang berani melalaikan. Kalau upakara ini diabaikan di beji tersebut, upacara akan boros (koos).
Sebelum menghaturkan upakara di lokasi itu, yang punya upacara tidak akan merasa tenang. Pandita Mpu yang tinggal di Asram Cri Widya Kahuripan yang jaraknya hanya beberapa meter dengan lokasi Beji, menceritakan secara detailnya. Walaupun Pandita jarang ke
“Secara bawos belum pernah muncul, ini hanya berasal dari pengalaman saja. Banyak orang yang bercerita kepada Bapa masalah beji tersebut,” ujar Pandita dengan tenang. Bahkan, menurut keyakinan warga di sini, sumur ini disebut-sebut sumur Ida Bhatara. Sementara yang malingga di