Takut Dikemit Pratima pun Digondol Maling
Pura Dalem Desa Adat Banjarsayan berada tepat di ujung utara Banjarsayan Baleran. Berdampingan dengan setra banjar milik krama Banjarsayan Baleran. Lokasinya memang tidak persis berada di kesunyian, hanya saja kesakralannya sangat luar biasa. Sering terjadi misteri yang disaksikan oleh krama desa di suatu saat.
Begitu juga Jro Mangku Dalem tak luput dengan berbagai pengalaman yang unik dan aneh. Walaupun sebagai pamangku, tidak jarang mengalami berbagai keanehan-keanehan selama ngayah. Jro Mangku dengan nama asli I Made Niksana bercerita banyak tentang pengalaman di pura.
“Tiang tidak berani melarang krama desa makemit, begitu juga tidak berani menyuruh. Termasuk tiang pun tidak berani makemit secara penuh di pura,” tutur Jro Mangku dengan heran.
Lalu, ada apa di Pura Dalem Banjarsayan, Desa Werdi Bhuwana, Mengwi ini? Boleh percaya boleh tidak, begitulah kira-kira yang diutarakan Jro Mangku Niksana. Pasalnya, dirinya pernah mengalami berbagai kejadian yang tidak diharapnya. Mulai sering diganggu, ketika makemit sampai dengan namanya dipanggil-panggil. Pintu pura diketok-ketok, namun tidak ada siapa-siapa. Tidak hanya di situ, terkadang-dirinya tidak luput dicari orang berbadan tinggi besar.
“Mungkin Ida Bhatara tidak mengijinkan orang makemit di
Benar saja, sebagian besar krama Banjarsayan tidak berani makemit di Pura Dalem. Pakemitan biasanya hanya dijalankan sampai pukul sembilan malam atau sampai pukul sepuluh malam maksimal. Selanjutnya, krama desa sudah pergi meninggalkan pura. Dengan perasaan yang sangat dan bulu kuduk berdiri dan merinding. Takut diganggu berbagai penampakan.
Tidak hanya Jro Mangku Dalem bercerita tentang angkernya Pura Dalem, Juga Jro Mangku Desa sepertinya sangat yakin dan percaya kalau berani makemit di Pura Dalem pasti akan diganggu.
Sebenarnya, krama Desa Banjarsayan, sangat berniat melaksanakan pakemitan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tapi, apa boleh buat, setiap ada orang yang berani makemit, selalu mengalami hal-hal yang bersifat niskala.
Sejak dulu, memang di Pura Dalem Banjarsayan sama sekali tidak pernah ada pakemitan. Apakah ada pujawali atau hari-hari biasa, sama sekali tidak pernah menjalankan pakemitan. Alasannya sudah pasti, semua tidak berani mengalami resiko yang tidak diinginkan.
Sementara di kahyangan lainnya, tetap dijalankan pakemitan. Jro Mangku Dalem yang tinggal tidak jauh di Pura Dalem, sangat ingin sekali menjalankan pakemitan. Walaupun krama desa tidak berani, dia pun sebenarnya ingin makemit di pura. Sayangnya, niatnya untuk makemit di pura tidak pernah kesampaian. Terkadang dirinya dibuat sakit-sakitan.
Jangankan sakit, hampir seperti orang gila pun Jro Mangku pernah alami. Semua ini, gara-gara diganggu oleh ancangan Ida Bhatara.